Di marketiva, kalau stop loss cepet banget kena, tapi kalau exit target kok tidak kena-kena? Begitu celetuk salah seorang trader pemula...
Nampaknya memang marketiva mengejar stop loss... Hehehe, celetuk yang lain.
Apakah memang betul demikian? Mari kita telusuri lebih lanjut...
Exit target: adalah tingkat harga dimana anda ingin menutup suatu posisi ketika sejumlah profit tertentu telah anda dapatkan. Anda dapat mengatur exit target ketika anda membuka posisi atau kapan saja selagi posisi tersebut masih open. Exit target juga dikenal dengan istilah Take Profit atau sering disingkat dengan TP.
Order Stop-loss: menjamin suatu posisi dilikuidasi secara otomatis pada harga yang telah diperkirakan untuk membatasi potensi kerugian yang mungkin terjadi jika market bergerak melawan posisi anda. Stop Loss biasa disingkat SL.
Contoh exit target dan exit stop-loss:
Anda memiliki posisi long yang dibuka pada harga 1.2000, maka exit target anda harus lebih tinggi, sebagai contoh 1.2020, dan exit stop-loss di tingkat yang lebih rendah, misalnya 1.1980. Apabila anda membuka posisi short di 1.2000, nilai exit target harus lebih rendah, misalnya 1.1980, dan exit stop-lossnya lebih tinggi misalnya 1.2020.
Baik exit target maupun exit stop-loss nilai yang anda tetapkan adalah dalam harga, bukan banyaknya poin atau pip. Seperti contoh di atas, apabila anda ingin menutup posisi dengan keuntungan 20 pip, pada posisi long yang anda buka dengan harga 1.2000, maka exit targetnya adalah 1.2020 yaitu harga buka 1.2000 + 20 poin = 1.2020.
Beberapa kasus yang sering dialami trader berkaitan dengan exit target dan stop loss.
Posisi saya tidak ditutup padahal saya yakin harga menyentuh angka Exit Target tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi?
Perlu diingat bahwa harga terdiri dari dua komponen, yaitu Harga jual (Bid Price) dan Harga beli (Offer Price).
Transaksi jual dibuka dengan Harga BID dan ditutup dengan Harga OFFER
Transaksi beli dibuka dengan Harga OFFER dan ditutup dengan Harga BID
Sebagai contoh, anda melakukan transaksi Short di EUR/USD dan exit target di 1.3125. Harga pada diagram/chart menunjukkan 1.3125, tapi dalam hal ini exit target anda tidak tersentuh.
Hal ini dikarenakan 1.3125 adalah harga diagram yang mana merupakah harga pertengahan bid dan offer, sedangkan transaksi Short harus ditutup dengan aksi beli. Harga Charting=1,3125, maka Offer = harga di charting + 1/2 spread = 1,3125 + 1 = 1,3126. Sehingga harga sebenarnya masih di level 1,3126.
Posisi saya ditutup padahal saya yakin harga tidak menyentuh angka Stop Loss. Apa yang sebenarnya terjadi?
Perlu diingat bahwa harga terdiri dari dua komponen, yaitu Harga jual (Bid Price) dan Harga beli (Offer Price).
Transaksi jual dibuka dengan Harga BID dan ditutup dengan Harga OFFER
Transaksi beli dibuka dengan Harga OFFER dan ditutup dengan Harga BID
Contoh: anda melakukan transaksi Short di GBP/USD dan memasang Stop loss di level 1.8943. Harga pada diagram/chart menunjukkan 1.8942. Tapi dalam hal ini SL anda tersentuh.
Hal ini dikarenakan 1.8942 adalah Harga diagram, yang mana merupakah harga pertengahan bid dan offer, sedangkan transaksi Short harus ditutup dengan aksi beli. Harga Charting=1,8942, maka Offer = harga charting + 1/2 spread = 1,8942 + 2 = 1,8944. Sehingga harga sebenarnya sudah berada di level 1,8944.
Yang penting anda perhatikan disini adalah Spread, dan perlu diingat juga bahwa spread itu tidak tetap dan sewaktu waktu dapat berubah nilainya, terutama pada saat keluar berita yang mengakibatkan pergerakan harga tidak stabil.
Catatan penting:
Dalam contoh di atas, spread untuk EUR/USD adalah 2, dan GBP/USD adalah 4.
BID adalah harga Anda menjual ke dealer, dan OFFER adalah harga Anda membeli dari dealer. Dalam hal ini harga BID selalu lebih rendah dari harga OFFER.
No comments:
Post a Comment
Komentar